Dalam SOROTAN … … …
OKTOBER, “Penjelajahan Ruang Angkasa”
Pengasuh Rubrik:
bam, ybØko/1
Pengantar:
Mulai edisi ke-enam ini, sebuah rubrik baru yang kita sebut “Dalam SOROTAN” akan muncul di tiap penerbitan m-ORARI.
Sesuai dengan namanya, rubrik ini akan menyoroti (to high light) berbagai hal –tentunya yang berhubungan dengan kehidupan dan kegiatan amatir radio -– yang secara acak kita amati terjadi dalam kurun waktu tiga bulan: Agustus, September dan Oktober 2008, yaitu perioda antara dua penerbitan majalah ini.
Pada edisi ini, akan kita sorot hal-hal yang berkaitan dengan Penjelajahan Ruang Angkasa (atau Antariksa) dan keterlibatan Amatir Radio di dalamnya, baik yang berkaitan dengan kegiatan rekan amatir di Indonesia maupun di manca Negara.
Selamat membaca, dan semoga dari sini adalah setitik dua yang bisa dinikmati dan dipetik sebagai penambah wawasan ke-amatir radio-an Pembaca … [Red.]
Bagi mereka yang meminati hal-hal tentang dunia penerbangan masa depan, UFO (Unidentified Flying Object – atau yang lebih dikenal dengan istilah “Piring Terbang”), science fiction yang berkaitan dengan kedirgantaraan serta antariksa dan sejenisnya, bulan Oktober dikenal sebagai bulan “Penjelajahan Ruang Angkasa”.
Ini karena banyak yang sependapat bahwa Era Penjelajahan Ruang Angkasa (space exploration) diawali pada tanggal 4 Oktober 1957, saat Uni Soviet meluncurkan Sputnik 1, satelit buatan manusia pertama ke ruang angkasa luar (di luar astmosfir bumi).
Sputnik 1 yang berbobot 83.6 kg diluncurkan dari landasan peluncuran di Kazakhtan (sekarang disebut Boikonur Cosmodrome) ke orbit (garis edar) dengan apogee (titik terjauh dari Bumi)
940 km dan perigee (titik terdekat) 230 km,dan mengelilingi Bumi setiap 96 menit.
Sampai baterenya habis setelah 22 hari penerbangan, pemancar di satelit tersebut memancarkan sinyal telemetri pada frekuensi 20.005 and 40.002 MHz. (ARRL sempat mengeluarkan “juklak” bagi amatir radio di AS bagaimana cara memonitor sinyal dari Sputnik selagi terbang di atas wilayah Amerika) Untuk ukuran sekarang (setengah abad kemudian) satelit ini umurnya termasuk pendek -- hanya sekitar tiga bulan -- sebelum terbakar habis waktu kembali memasuki atmosfir bumi dengan kecepatan 29,000 Km/jam pada tanggal 4 Januari 1958, sesudah menempuh perjalanan sekitar 60 juta Km dalam orbitnya mengelilingi Bumi.
Selang sebulan sesudah peluncuran Sputnik 1, dunia kembali dikejutkan dengan peluncuran Sputnik 2 pada tanggal 3 November 1957, karena pada satelit buatan manusia yang kedua ini diikutkan seekor anjing terrier bernama Laika (= the Barker = penggonggong).
Sputnik 2 beredar mengelilingi Bumi dengan apogee 1660 Km dan perigee 212 Km.
Pada Oktober 2002 (45 tahun kemudian) baru fihak Russia -- yang menggantikan rezim Uni Soviet pasca era Prestroika (restrukturisasi) dan Glasnozt (keterbukaan) di negeri Beruang Merah tersebut pada tahun 1991 -- membuka fakta bahwa peluncuran Sputnik 2 tidak berjalan semulus seperti direncanakan (dan diketahui khalayak pemerhati selama ini).
Pada saat memasuki orbit, satelit memang bisa dilepaskan dari roket pendorong, tetapi ada bagian yang tidak terlepas dengan sempurna sehingga mengacaukan kerja sistim pengontrol suhu di interior satelit. Tambahan lagi ada lapisan pelindung panas yang robek, sehingga suhu interior satelit melonjak sampai 400 C. Hal inilah (disamping stress) yang dipercaya menyebabkan Laika hanya bertahan hidup sekitar 7 jam (dari 10 hari yang direncanakan).
Laika yang berbobot 6 Kg itu sebenarnya diha- rapkan bisa bertahan hidup di dalam cabin bertekanan (pressurized) yang menyediakan ruang gerak cukup baginya untuk berdiri maupun berbaring.
Ruang ini mempunyai pengatur udara yang memberikan catu oksigen, sedangkan makanan dan minuman diberikan dalam bentuk gel atau jelly.
Sinyal telemetri yang diterima di stasiun kontrol di Bumi mengindikasikan bahwa pada jam-jam pertama Laika memang merasa terganggu (agitated) –- ini yang mungkin menyebabkannya mengalami stress –- tetapi tetap mau menyantap jatah makannya.
Rencana semula – dan ini yang menda- tangkan badai protes dari lingkungan pecinta binatang dimana-mana – jatah makan & minum pada hari ke sepuluh yg sudah dibubuhi racun akan menghabisi nyawa (to euthanize) Laika tanpa menimbulkan rasa sakit berlebihan (ketimbang harus tercekik kehabisan oksigen atau terbakar habis waktu satelit pembawanya dengan kecepatan kosmis bergesekan dengan atmosfir pada saat re-entry atau kembali ke bumi).
Untuk mengenangnya, baru pada 11 April 2008 (51 tahun setelah ke”pergian”nya) pemerintah Russia mendirikan sebuah monumen (berbentuk patung seekor anjing yang berdiri di atas sosok sebuah roket) di dekat gedung riset tempat Laika (dan 2 ekor anjing lain: Zhuchka/Little Bug dan Limonchik/Little Lemon) menjalani pelatihan untuk mempersiapkan perjalanan bersejarahnya.
Rupanya itulah takdir yang harus dilakoni Laika, menjadi mahluk hidup pertama di orbit, tetapi sekaligus menjadi “korban” pertama dari serentetan misi yang mendahului era pengiriman manusia ke orbit bumi (yang kemudian diawali dengan keberhasilan Uni Soviet pada 12 April
1961 mengorbitkan kosmonot Yuri Gagarin selama 1 jam 48 menit pada apogee 315 Km dan perigee 169 Km dengan wahana angkasa Vostok 1.
Menyusuri waktu hampir setengah abad sejak tahun-tahun pertama era penjelajahan ruang angkasa yang diwedar di atas, pada saat rubrik ini dalam proses penyuntingan, tanggal 12 Oktober 2008 jam 07.01 UTC dari kosmodrom Baikonur wahana angkasa Soyus TMA-13 meluncur menuju ISS (International Space Station) yang mengorbit pada ketinggian sekitar 300 Km di atas Bumi, dengan membawa awak ISS Expedition 18 yang terdiri dari astronaut Michael Fincke (komandan), flight engineer
Yury Lonchakov dan pelancong angkasa Richard Garriott, konglomerat AS (untuk bisa ikut dalam penerbangan Soyus TMA-13 ini Garriott harus membayar 30 juta dollar melalui biro perjalanan (antarika) Space Adventurer Ltd., yang bekerja sama dengan RCS Energia (NASA- nya Russia).
Garriot mengatakan dia mendapat beberapa kontrak bernilai ratusan ribu dolar dari sejumlah perusahaan farmasi untuk membawa kristal- kristal protein ke antariksa. Gaya berat mikro diyakini akan memperkuat pembentukan kristal sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan obat-obatan baru.
Di samping tugas-tugas ke-ilmu-an sebagai anggota tim Expedition 18, sebagai seorang amatir Garriot W5KWQ menyediakan waktunya untuk bisa ber-QSO, baik dengan sesama amatir, dengan klub-klub amatir radio (ARC) di sekolah- sekolah atau kampus, maupun Pramuka (yang sedang ber-JOTA pada tanggal 18 Oktober 2008).
Berbulan-bulan masa latihan harus dijalani Garriott, baik pada pusat pelatihan NASA di Houston, Texas, maupun di Gagarin Cosmonaut Training Centre di Star City (dekat Moskwa) untuk membuatnya siap fisik dan mental untuk perjalanan ulang alik ke ISS, yang baginya berlangsung hanya selama 11 hari. Garriott dijadwalkan kembali ke bumi dengan wahana Soyuz TMA-12 pada tanggal 23 Oktober 2008, bersama dengan Commander Sergei Volkov and Flight Engineer Oleg Kononenk dari Expedition 17, yang sebelumnya sudah meng-awak-I ISS sejak 8 April 2008.
Adalah suatu kebetulan, kalau Richard Garriott adalah putra dari Owen Garriott W5LFL (amatir pertama yang ber-QSO dari Space Shuttle STS-9 ke Bumi di tahun 1983), maka Sergei Volkov adalah putra dari Alexander Alexandrovich Volkov, yang di tahun
1991 tercatat sebagai kosmonot terakhir yang di kirim Uni Soviet ke ruang angkasa sebagai komandan wahana angkasa MIR (seperti disebut di atas tahun 1991 itu Uni Soviet runtuh, sehingga Volkov Sr. berangkat ke angkasa sebagai kosmonot Uni Soviet, dan kembali ke Bumi sebagai kosmonot Russia).
Sergei Volkov juga tercatat sebagai komandan Ekspedisi ISS yang termuda (kelahiran Chuhuiv, Ukraina 1 April, 1973)
Dalam pada itu, di belahan Bumi lainnya tahun 2008 rupanya dijadikan mile stone bagi China untuk menggebrak maju, mengejar ketinggalan mere-ka di bidang penjelajahan ruang angkasa ini.
Kamis, 25 September 2008 jam 13.10 UTC China sukses meluncurkan Shenzhou VII, wahana berawak ketiga China ke antariksa, dengan menggunakan roket Long March IIF dari Pusat peluncuran Satelit Jiuquan, provinsi Gansu, barat laut China.
Ketiga orang awak Shenzhou VII adalah pilot Zhai Zhigang serta flight engineers Liu Boming dan Jing Haipeng. Mereka berada di orbit Bumi pada ketinggian 343 kilometer selama 4 hari.
Dalam kurun 4 hari itu, untuk pertama kalinya taikonot (sebutan China bagi kosmonot/ astronaut mereka) Zhai Zhigang melakukan spacewalk (berjalan di luar kapsul ruang angkasa yang ditumpanginya) dengan mengenakan baju angkasa (space suit) Feitian buatan China sendiri, sementara kedua rekannya masih tetap memakai baju angkasa Orlan buatan Russia.
Kembali ke negeri sendiri, pada hari Kamis, 14 Agustus 2008 di mailing list orari_news muncul posting dari KaLitBang ORARI Pusat, OM Agus Hadi Yunanto YBØDJH yang penyunting kutip (dengan sedikit editing), sbb.:
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
From: YB0DJH, Agus HY
To: orari_news@yahoogroups.com; amsatid@yahoogroups; oraridki@googlegroups.com
Cc: 'ORARI PUSAT'
Sent: Thursday, August 14, 2008 3:35 PM
Subject: [orari-news] Sekilas INASAT-1
Dear All,
Mudah-mudahan satelit amatir radio Indonesia akan mengorbit pada ketinggian 800 km diakhir tahun 2009.
Satelit tersebut bernama INASAT-1, dengan inklinasi 1 derajat, opening diperkirakan 20 menit dalam siklus 100 menit.
Apa aplikasinya? Itu yang tadi siang diobrolkan ngalor-ngidul (baca: brain storming) bersama LAPAN.
Rancangan awal adalah sebagai digipeater half duplex.
LAPAN bersama ORARI akan merumuskan bersama aplikasi yang 'pas' untuk Amatir Radio Indonesia. (Pada saat ini) Proyek ini (masih) dalam fase 'Requirement Definition Stage'.
Stay tuned.
73
YB0DJH
Hadir: YB0HD;YB0AZ;YB1PR;YC0MLC;YB0DJH
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Posting ini seakan membangkitkan macan tidur di antara pemerhati dan penggiat teknoloji satelit dan antariksa di lingkungan ORARI.
Mereka kemudian saling berrembug, bertukar dan sharing informasi, menjalin komitmen, sehingga dalam waktu yang relatip singkat pada tanggal 9 September 2008, sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Umum ORARI nomor KEP041/OP/KU/2008 dan KEP 042/OP/KU/2008 telah terbentuk Unit Kegiatan Satelit Amatir Radio ~ yang selanjutnya disebut AMSAT-ID ~ yang merupakan wadah bagi anggota ORARI yang mempunyai minat khusus pada kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan serta penggunaan teknologi Satelit Komunikasi untuk Amatir Radio.
Pengurus untuk masabhakti 2008-2011 adalah:
President : Hakim Satar YBØAN
Secretary : Wisnu Widjaja YBØAZ
Treasury : Ferry A. Soejana YBØCBI, Djoko Susetio YBØCRT
Techician Engineers: Prof DR Onno W.Purbo YCØMLC, Agus Hadi Yunanto YBØDJH Dirgantara Rahadian YFØEEE, DR P Suryono Adisoemarta YDØNXX
General Division: Djoko Marjono Susilo YB1TJ, Bambang Sutedjo YBØBSR Adhianto Sardjono YCØOIL
Sekretariat: Gedung Prasada Sasana Karya Lt.10, Jl. Suryopranoto no:8 Jakarta 10130
Website : http://www.amsat-id.net info@amsat-id.net
Sebenarnya ini bukan kali pertama LAPAN menjalin kerja sama dengan ORARI, mungkin juga karena banyak di antara petinggi dan karyawan LAPAN yang memang anggota ORARI, seperti Direktur/Kepala LAPAN sendiri OM Adi Sadewo Salatun YBØFEI, OM Adenz Adji YD1SRP dari Puspiptek, OM Buldan Muslim YD1HFY dari Bidang Layanan Aplikasi Sains Antariksa PUSFATSAINSA dan lain lain.
Sejak tahun 80an mereka selalu melibatkan peran serta anggota ORARI dalam berbagai proyek peluncuran Roket mereka (di Pamengpeuk, selatan Bandung), yang juga menggunakan band amatir 2m untuk meman- carkan sinyal telemetrinya.
DI bidang pe-roket-an, dalam sejarahnya disebutkan bahwa pada bulan September 1962 (jauh sebelum LAPAN resmi berdiri pada 27 November, 1964 – setelah sebelumnya keluar KepPres No. 236 tahun 1963) sudah ada Proyek PRIMA ( Projek Roket Ilmiah dan Militer Awal), yang merupakan afiliasi antara AURI dan ITB, yang menghasilkan sejumlah roket Kartika.
Selain ikut berkontribusi dalam peluncuran satelit komunikasi Palapa, di bidang per-satelitan kiprah LAPAN sudah dilakukan sejak tahun tahun 80-90an, dengan mengembangkan satelit mikro LAPSAT-1 and LAPSAT-2 (yang dilengkapi kamera CCD hitam-putih), yang kemudian dipuncaki dengan peluncuran Mikro satelit LAPAN TUBSat (berat 55 kilogram dan memiliki dimensi 45 x 45 x 27 centimeter) pada hari Rabu 10 Januari 2007 .
Satelit pertama buatan putera bangsa (yang bekerja sama dengan ilmuwan dari Technische Universität Berlin) tersebut sukses diluncurkan dari Satish Dhawan Space Center (SDSC) di Sriharikota, India pada jam 04.53 UTC.
Sinyal pertama yang dikirimkannya dari orbit berhasil ditangkap dengan sukses oleh Profesor Udo Renner di stasiun bumi yang ada TU Berlin pada pukul 09.00 UTC.
LAPAN-TUBSAT diluncurkan menggunakan roket Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV)-C7 milik India bersama dengan dua satelit lain milik India dan Argentina, serta sebuah kapsul penelitian antariksa milik India.
Saat diluncurkan, satelit dalam keadaan sleep mode dengan baterai dikosongkan. Satelit selanjutnya mengorbit 2 hingga 3 kali untuk mengisi baterai dan segera memancarkan signal beep pertama yang kemudian diterima Prof. Udo Renner, yang selaku design engineer satelit mikro tersebut segera menyampaikan berita penerimaan sinyal beep pertama satelit LAPAN-TUBSat tersebut kepada Kepala LAPAN di Jakarta.
(Sinyal pertama baru diterima di Stasiun Bumi Satelit Mikro di Rumpin, Bogor sekitar pukul 21.26 WIB).
Dalam rilisnya, Kepala LAPAN Dr. Ir. Adi Sadewo Salatun MSc menyatakan bahwa kalau kedua sinyal sudah diterima berarti LAPAN-TUBSat sudah dapat beroperasi dengan baik. Setelah itu, proses menghidupkan, menguji, dan mengen- dalikan satelit langsung dilakukan di TU Berlin dan fasilitas kendali LAPAN di Rumpin, Bogor. Parameter orbit dikirim dari Indian Space Research Organization (ISRO) ke TU Berlin dan LAPAN Rumpin untuk keperluan mengarahkan sistem telemetry, tracking, and command (TT&C).
Satelit ini membawa sistem transmisi data S-band, sebuah video kamera berwarna resolusi tinggi hingga 5 meter dengan swath (luas cakupan) 3,5 kilometer, video kamera berwarna resolusi rendah 200 meter dengan swath 81 kilometer, dan sistem penyimpan dan penerus pesan pendek dengan transmisi telemetry & tele- command pada frekuensi UHF dengan baudrate 1200 bps.
Sebagai satelit surveillance, LAPAN- TUBSAT dapat digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi, banjir, untuk menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi dari dan ke berbagai pelosok, serta untuk komunikasi bergerak.
Satelit ini memiliki kemampuan melakukan manuver ketinggian melalui komando interaktif dari bumi, sehingga pemantauan lokasi tertentu dengan video surveillance- nya dapat diatur sesuai kebutuhan pada saat melintasi Indonesia.
Manuver ini dilakukan dengan menggunakan Attitude Control System yang terdiri dari 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sensor Matahari, 3 koil magnetik, dan sebuah sensor bintang untuk navigasi satelit (lihat Gambar di halaman sebelah). Satelit ini mengambil daya dari 5 buah baterai berkapasitas 12 Ah yang dicatu 4 buah solar panel.
Catatan kaki:
• ISS (International Space Station) adalah sebuah fasilitas riset antarbangsa yang dirakit di antariksa dari “komponen-lomponen” yang dipasok oleh berbagai Negara yang berbeda.
Stasiun antariksa ini berada pada orbit rendah (antara 320 ~ 347 km di atas Bumi), dan bergerak dengan kecepatan 27,744 km per jam, dan bisa menyelesaikan 15.7 orbit per hari.
Dalam bentuknya sekarang, struktur ISS dengan bobot 471.444 lbs, dimensi L 146’x W 240’ x H 90’
dengan ruang hunian sebesar 17.666 cubic feet tersebut merupakan gabungan komponen/modul- modul buatan Russia (ex wahana Mir 2, yang sekarang disebut Zvelda, dan basic module Zarya yg walaupun buatan Russia sudah dibeli oleh NASA), Amerika (modul Freedom), space lab Columbus dari ESA (European Space Agency), Experiment Module KIBO dari JAXA/Jepang. Kanada menyumbangkan Canadarm (lengan ayun - seperti Garbarata - untuk transit para awak yang melakukan docking atau mau ber-space walk, sedangkan Itali menyumbangkan Harmony (sebagai pressurized universal utility hub yang menghubungkan komponen-komponen yang berasal dari berbagai negara yang berbeda itu.
• ARISS (Amateur Radio on the International Space Station): sebuah kelompok kerja (working group) yang disponsori organisasi-organisasi Amatir Radio nasional anggota IARU dan AMSAT (Radio Amateur Satellite Corporation), serta mitra lain dari negara- negara pendukung ISS.
Di AS ARISS disponsori oleh ARRL, AMSAT-NA/North America dan NASA.
ARISS beranggotakan kosmonot, astronaut dan amatir radio dari berbagai Negara, yang ikut atau pernah jadi awak Ekspedisi di ISS.
• AMSAT (The Radio Amateur Satellite Corporation), sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dibidang pendidikan, didirikan pada tahun 1969 di District of Columbia untuk menggalakkan partisipasi Amatir Radio dalam riset antariksa dan komunikasi. Beranggotakan operator radio amatir dari segenap penjuru dunia, dari yang sekedar berminat pada teknoloji satelit radio amatir, para penggiat dan pengguna komunikasi lewat satelit sampai mereka yang benar-benar ikut melibatkan diri secara aktip dalam berbagai aspek hi-tech-nya, dari proses merancang, membuat piranti keras, merakit sampai tahap peluncuran, pengoperasian bahkan termasuk pengendalian satelit itu sendiri.
Rujukan:
• Wikipedia
• (Encyclopedia) Britannica on line
• NASA Newsletter
• Artikel Frank H Bauer KA3HDO*) di NASA Science News *) ARISS International, Chirman AMSAT, VP for Human Spaceflight Program
• TIMES on line
• KOM PAS Cybermedia
• Spaceref-daily@mail.aterra.com mailing list
• Rilis LAPAN
• M akalah R H Truharjanto, W Hasbi, A Widipaminto, M M ukhayadi dari Pustekelegan LAPAN, serta Ud o Renner (TUB)
bam, ybØko/1
http://www.yb0ko.com/2012/04/oktober-penjelajahan-ruang-angkasa.html
No comments:
Post a Comment