Saturday, April 21, 2012

PHONE OPERATING PROCEDURE

PHONE OPERATING PROCEDURE

YBØBY, RAJ Lumenta, SK

NAMA DAN CALLSIGN
“Di sini YBØZZ, hendel adalah Anwar, saya eja…”

Jelas ada perbedaan prinsip antara stasiun dan operatornya dalam komunikasi dua arah sesama amatir radio. Tiap kali menyebut nama kepada stasiun lawan, lebih menggetarkan keakraban dalam suatu QSO. Kalau nama tidak diketahui, dapat saja menggunakan “Pak”, “Ibu”, “Old Man”, “Madame” dan sebagainya. Bila bertemu dengan stasiun yang belum dikenal biasanya pertama-tama segera memperkenalkan nama dan QTH.
Handle atau “hendel” berarti “penggeraknya”, operator atau nama.

…. Handle adalah Anwar …
…. Operator adalah Anwar …
…. Nama saya adalah Anwar …

Tidak perlu menambah umpamanya “Handle mike…..” Atau menggandakannya menjadi “Handle operator …” Atau ingin serba lebih lengkap seperti “Nama handle operator mike …”. Callsign biasanya dieja dengan ICAO-Phonetic Alphabet pada awal bertemu, agar jelas. Selanjutnya cukup diucapkan dengan alfabet bahasa Inggris. Dianjurkan agar biasa dan lancar menggunakan Bahasa Inggris apabila ber-QSO internasional. Dalam menggunakan bahasa Inggris, hati-hati melafalkan I, y, j dan g.

AWAL DAN PERSIAPAN QSO
1.    MONITOR dulu frekuensi yang ingin digunakan. Yakin dulu itu kosong, barulah laksanakan tuning pemancar;
2.    Apabila frekuensi sedang digunakan, ketahui dan catat dulu stasiun-stasiun yang sedang QSO di situ. Frekuensi lalu digeser sedikit ke atas atau ke bawah dan apabila di situ kosong, barulah lakukan tuning di situ;
3.    Memanggil CQ perlu jelas dan efektif. Dengan jelas dimaksudkan bahwa segala maksud disebut. Umpamanya menggunakan 40 meter, ingin QSO jarak jauh (DX) dengan Eropa. Panggilannya berbunyi:

“CQ DX 40, CQ DX 40, CQ DX 40, THIS IS YANKEE BRAVO ZERO ZULU DELTA ECHO, Y-B ZERO Z-D-E BEAMING TO EUROPE, BEAMING TO EUROPE, THIS IS YANKEE BRAVO ZERO ZULU DELTA ECHO STANDING BY FOR ANY EUROPE STATIONS CALL, GO A HEAD…”

Panggilan seperti di atas sekadar contoh dan sudah tentu dapat divariasikan. Yang penting ialah:
a.    Memanggil “40” berarti bekerja pada 7 MHz dan kalau ada stasiun yang terganggu di 14 MHz (karena harmonik yang kuat di situ), stasiun itu dapat QSY ke 40 meter dan memberitahu adanya gangguan harmonik;
b.    Memanggil “DX” berarti bermaksud menerima stasiun dari jauh. Stasiun lokal atau regional tidak perlu masuk;
c.    Menyatakan “beaming to europe” berarti menghendaki Eropa, bukan stasiun lain yang bukan dari Eropa.
Dengan efektif dimaksudkan lamanya panggilan. Pendek tetapi sering lebih berguna dari pada satu kali dan panjang/lama sekali.
4.    Apabila akan bergabung pada suatu frekuensi yang sedang dipakai, perlu “mempelajari situasi”   dahulu. Monitor dulu kebiasaan dari stasiun-stasiun yang sedang QSO, kekuatan dan lokasi stasiun itu. Apabila yang lokasinya dekat sedang menerima, saat terbaik adalah bila pancaran stasiun-stasiun lawannya akan berakhir. Apabila ada stasiun yang selalu menunggu sejenak sebelum memancar, maka saat “kosong” itulah saat yang baik. Juga sewaktu sedang memancar, ada kalanya suatu stasiun “diam” sebentar, saat itulah pula yang baik. Banyak situasi lain yang dapat dimanfaatkan, tidak bisa satu per satu dijelaskan di sini.
Masuknya ke dalam frekuensi tidak selalu harus pakai “break”, malah hindarkan sebanyak mungkin —hanya kalau memang darurat. “Break” berarti “putus”, “pecah”, “patah” dan ada semacam kasarnya.
Gunakan callsign sendiri, singkatan callsign atau nama stasiun yang dituju.
Dalam suatu group yang sudah saling kenal biasanya lebih mudah karena semua stasiun yang bersangkutan memang “mengharapkan kehadiran”  yang ingin bergabung itu. Mendesak dengan “break” terus-menerus apa lagi hanya untuk berita sepele mencerminkan kepribadian yang tidak mantap.
5.    Menginterupsi   juga merupakan cara memutuskan suatu QSO, tetapi sebaiknya dihindarkan dan gunakan cara biasa saja. Apabila ingin juga digunakan dan dipersilahkan, baiknya singkat saja. Interupsi yang panjang-lebar bukan berita darurat, lalu “mengambil alih QSO” biasanya ditafsirkan sebagai ingin menonjolkan ego sendiri, atau kepribadian yang lemah.
Di udara, kepribadian suatu stasiun ditampilkan dan dinilai.

SAMBIL QSO
1.    Selalu mengisi logbook. Membuat catatan-catatan yang diwajibkan, tetapi juga yang berguna bagi kelanjutan QSO yang efektif. Mengendalikan jaringan radio (net control) di suatu waktu akan lebih baik apabila sudah terbiasa membuat catatan-catatan;
2.    Menghindarkan keributan di dalam ruangan (shack) yang dapat masuk ke mikrofon dan ikut terpancarkan. Menggunakan sebuah directive & noise cancelling mike akan lebih baik lagi;
3.    Hindarkan hembusan nafas masuk ke mikrofon;
4.    Jangan makan dan mengunyah kalau sedang transmit;
5.    Sampaikan “QRX” atau “standby one” di tengah-tengah QSO apabila ada sesuatu yang mendadak harus diselesaikan dalam shack; umpamanya melayani seseorang dalam shack, ada sesuatu di luar, benda yang jatuh, ballpoint habis, pintu/ jendela  harus ditutup/dibuka dan sebagainya. Di waktu itu jangan terus memancar (membentangkan sinyal terus dan segala sesuatu ikut terdengar stasiun lawan);
6.    Putar lagu, merelay musik bukan kegiatan amatir radio, karenanya dilarang;
7.    Suara yang di-echo-kan, di-tremolo-kan atau didengungkan dan dibuat aneh bukan pula kegiatan amatir radio. Suara stasiun amatir radio harus bersih, jelas (clear, tidak distorsi) dan bebas dari humming, pengaruh “RF in the shack” atau yang aneh-aneh seperti echo dan sebagainya.


QSO BERLINGKAR
Salah satu cara yang “adil” dan efektif adalah “QSO Berlingkar”, yaitu QSO antara 3 sampai 5 stasiun. Satu stasiun mengatur giliran dan QSO diselenggarakan menurut giliran yang ditetapkan. Apabila giliran tiba maka stasiun itu:
1.    Menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh stasiun- stasiun  lain sebelumnya;
2.    Menyampaikan pertanyaan, mengemukakan pendapat kepada lain stasiun (yang jawaban atau reaksi diberikan apa bila tiba giliran yang bersangkutan);
3.    Meneruskan pada stasiun berikutnya.
Sudah tentu, semua stasiun yang bersangkutan harus tekun dan cermat mengikuti QSO demikian. Yang jelas ialah bahwa semua fihak mendapat giliran. Tak ada yang “kedinginan” karena dilupakan atau ditinggalkan.

CITRA DAN BAHASA
Kewajiban amatir radio ialah menggunakan Bahasa Indonesia atau Inggris apabila ber-QSO. Tidak pula dibenarkan menggunakan bahasa “kode” sehingga stasiun lain tidak jelas dan tidak mengerti apa yang dibicarakan.
Dalam ber-QSO ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.    Usahakan tidak berulang-ulang (repetitive) dengan hal-hal yang sudah jelas. Berkali-kali mengatakan akan mendarat, ulang-mengulang 73, salam ke sana salam ke sini dan seterusnya;
2.    Hindari bahasa ganda. Latihlah bahasa “straightforward”, umpamanya jangan mengatakan: “…disebabkan oleh karena alasan itu”, “Lokasi QTH”, “QTR jam berapa”, “… ntena saya Ringo yang tegak lurus vertikal…”, “Lurus saja jangan berbelok kiri atau kanan…” dan sebagainya;
3.    Ringkas. Betapa stasiun lain sering kali tidak sabar menunggu satu stasiun mengambil demikian banyak waktu. Satu dua masalah dalam transmission, lalu segera digilirkan kepada stasiun lawan;
4.    Dignity dalam QSO. Jangan menguap, pakai “sleepy voice”, “…roger...” dan ucapan lain yang kurang pada tempatnya. Ini berarti pula tidak membunyikan nada amarah, gusar, jengkel dan sebagainya.
Ingat, banyak yang ikut monitor. Setiap anggota ORARI membawa nama dan citra ORARI. Secara intern, ingat pula, para junior meniru mengikuti jejak baik para senior mau pun pengurus.

SIGNAL REPORTING
“… Anda diterima loud and clear, tetapi mohon diulang...” Ucapan yang demikian mengundang pertanyaan. Aneh bahwa suatu pancaran diterima “loud & clear”, tetap tidak dimengerti? Ada cara melaporkan suatu pancaran kepada stasiun lawan. Cara pertama menggunakan sistem RST, singkatan dari:

Readability (bukan radiobiliti)
Yaitu “kejelasan”, “bisa dimengerti” atau “bisa dibaca”. Sinyal SSB yang keras umpamanya, tidak bisa jelas dan dimengerti apabila diterima dengan penerima AM, meski pun sangat kuat (loud & loud, bukan loud & clear). Laporan Readability menggunakan
angka. Angka 5 berarti sangat jelas dan 1 berarti hampir tidak bisa dimengerti.

Signal Strength
Yaitu kekuatan suatu pancaran diterima. Angka 9 berarti sangat kuat sedangkan 1 berarti sangat lemah.

Tone
Yaitu kemurnian nada, digunakan untuk CW. Nada jernih, bening dinyatakan dengan angka 9, sedangkan angka 1 adalah nada yang kasar, mirip brom.

Cara lain ialah menggunakan apa yang ditunjuk oleh Strength Meter dari Receiver. Skala pada meter demikian biasanya dimulai dari 0 sampai 9 dan diteruskan dengan jumlahan desibel (dB). Laporan kepada stasiun lawan harus pakai huruf “S” dan kejelasan bisa menggunakan huruf “Q”. Laporan dapat berbunyi umpamanya sebagai berikut: “Q5 dan S9 plus 20 dB”. Sebagai tambahan dapat dilaporkan bahwa “noise mencapai S8”.

IT’S A CROWD!
Karena saling ingin bertemu, ada kalanya pada suatu saat dan pada suatu frekuensi terkumpul sangat banyak amatir radio. Yang senior di frekuensi itu, secara tradisi, terangkat sebagai Net Con- trol Station (NCS). Sudah bisa dibayangkan bahwa NCS manghadapi keadaan yang repot.

Pertama-tama, keadaan seperti ini harus dipahami oleh semua stasiun. Ini berarti semua harus menunjukkan kesabaran  dan disiplin. Kedua, NCS harus sudah memiliki catatan siapa saja yang sedang pada frekuensi itu.

Selanjutnya NCS mulai mengatur. Di dalam usaha mengatur ini perlu selalu diperhatikan bahwa manusia bisa ada yang tidak sabaran, yang gembira kalau callsign atau namanya disebut, yang tanpa pemberitahuan “menghilang” dan keanehan lainnya.

Beberapa petunjuk bagi NCS adalah sebagai berikut:
1.    Semua ucapan dibuat singkat dan ringkas (bukan cepat mengucapkannya);
2.    Hindarkan pernyataan yang tidak perlu seperti “semoga baik- baik dengan keluarga”, “di sini hujan lebat” dan lain sebagainya;
3.    Mengajak stasiun “pairs”  untuk pindah frekuensi (QSY);
4.    Berikan signal report dan to the point. Perlu siapa, apakah ada berita…
5.   Selalu ramah, tidak menyinggung, tidak sindir dan sebagainya;
6.    Berpindah kepada QSO Berlingkar.

Jadi, seolah-olah seperti check-in Net. Apabila semua stasiun sabar, disiplin dan ramah, pasti terjelma suatu keadaan teratur yang menyenangkan semua yang ada pada frekuensi itu.


EFFECTIVE COMMUNICATION 
Amatirisme bersifat non-komersil untuk pengetahuan, penyelidikan dan percobaan dalam bidang komunikasi lewat radio antar amatir radio. Juga adalah kegiatan latih diri (self training). Peraturan menyatakan bahwa pembicaraan dalam hubungan harus dibatasi khusus dalam rangka kebutuhan informasi teknis.
Keadaannya memang belum demikian. Bagi “manusia-manusia teknik”, persoalan dan masalah yang bisa dibahas tidak terhingga banyaknya. Mereka dapat berbicara begitu rupa sehingga banyak yang tidak dapat mengikutinya. Mereka biasanya “sibuk sendiri” dan tidak mau diganggu. Beberapa kegiatan yang lain di antaranya:

1.    Latihan dan menggunakan mode CW;
2.    Mengendalikan net-radio;
3.    Monitoring;
4.    Latihan komunikasi emergency;
5.    Radio Direction Finding (Fox-Hunting);

6.    Latihan   penggunaan   peralatan komunikasi;
7.    Komunikasi dengan satelit.

Dan banyak lagi. Hindarkan penggunaan stasiun sebagai pengganti telepon atau pelarian, tempat menghabiskan waktu luang dengan pembicaraan yang kurang berguna.




YBØBY, RAJ Lumenta, SK

No comments:

Post a Comment